Minggu, 23 Agustus 2015

Repertoar Gerakan Islam Radikal di Indonesia 1999-2009: Studi tentang Jamaah Islamiyah (JI) dan Majlis Mujahidin Indonesia (MMI).



EKSEKUTIF SUMMARY

Penelitian: Repertoar Gerakan Islam Radikal di Indonesia 1999-2009: Studi tentang Jamaah Islamiyah (JI) dan Majlis Mujahidin Indonesia (MMI).
Tema penelitian ini dimaksud tidak untuk memberikan penilaian atau justifikasi terhadap phenomena aksi-aksi “radikal” yang dilakukan oleh kedua organisasi ini di Indonesia. Terkait apakah aksi-aksi tersebut benar atau salah dan ataukah aksi-aksi tersebut terkategorikan ancaman bagi suatu Negara, maka peneliti tidak dalam kapasitas yang demikian, hematnya sudah ada suatu intitusi Negara yang melakukan tindakan dan penilaian terkait aksi-aksi dimaksud.
Tujuan akademik penelitian ini adalah memberikan deskripsi total terkait aksi-aksi yang dilakukan oleh JI dan MMI sepanjang tahun 1999 sampai dengan 2009 di Indonesia. Aksi-aksi yang bersifat radikal terus berlangsung dan terulang-ulang di berbagai wilayah, bahkan aksi-aksi tersebut sering memanfaatkan sumber-sumber daya terbatas.
Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa aksi-aksi yang dilakukan JI mengalami proses pergeseran bentuk aksi dan tujuan, dimana aksi tersebut dilakukan dan oleh siapa aksi tersebut dilakukan. Pergeseran tersebut tidak disebabkan oleh ideologi gerakan, namun pada arus strategi perang mereka. Awalnya aksi-aksi pemboman dilakukan secara grouping dan sasaran instansi Negara, bergeser kepada pelaku bom bunuh diri, perakitan terbatas dan target tempat-tempat yang dianggap simbol yahudisme dan Amerikanisme. Semenjak tahun 2000 sampai dengan 2009 aksi-aksi radikal dalam bentuk bom bunuh diri ditargetkan pada hotel, café, rumah kedubes, dan tempat ibadah tertentu.
Sementara MMI yang didirikan oleh Abu Bakar Baasyir tahun 2000, merupakan organisasi berbasis masyarakat. Ketokohan Baasyir yang alumnus JI secara ideologis sering dikaitkan dengan aksi-aksi yang dilakukan JI. Temuan penelitian ini menggambarkan bahwa aksi-aksi MMI sepanjang 2001-2009 merupakan aksi-aksi yang dilakukan secara massif, berkelompok dan terbuka. Aksi-aksi yang mengarah kepada radikalisme seperti protes, demontrasi dan sweeping yang terus terulang serta terus- menerus adalah suatu direktori perlawanan.
Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori repertoire contention dan proses politik dari Charles Tilly. Aksi-aksi radikal dari JI dan aksi-aksi kekerasan dari MMI, sesungguhnya suatu direktori aksi perlawanan terhadap penegakan atau keinginan dari tujuan organisasinya, bukan mewakili kehendak masyarakatnya.
Dengan menggunakan studi kasus, fokus penelitian ini akan terungkap dan menjadi media penjelasan terkait aksi-aksi radikal yang berulang dan dijaga intensitasnya sebagai bagian dari sikap perlawanan. Karena itu teknik pengumpulan data baik primer maupun sekunder menggunakan dokumen, terutama wacana media dan ulasan media yang memberitakan aksi-aksi dimaksud. Penggalian sumber dokumen seperti majalah tempo, Koran harian kompas dan lainnya adalah pekerjaan akademik yang menjadi bagian inti penelitian ini.
Dari pembahasan penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan yakni; aksi-aksi radikal dan bersifat terorisme lebih banyak dilakukan oleh JI dengan sistem organisasi sel. Rekruetmen dilakukan dengan cara “doktrin” calon pembom disebut dengan “pengantin”, metode  yang digunakan adalah bom bunuh diri di tempat-tempat acak dan umumnya yang disenangi oleh warga asing khususnya Barat. Aksi-aksi JI dalam bentuk pemboman berulang dan inovatif seperti granat tangan, paralon pipa besi, bahan peledak implusif, dan rangsel.
Sebagaimana berikut gambaran aksi-aksi yang telah dilakukan oleh JI dalam rentang waktu tahun 1999-2009:
NO
Tempat Kota
Lokasi TKP
Keterangan
1
Jakarta
Masjid Istiqlal
April 1999
2
Jakarta
Rmh Dubes Fhilipina
Agustus 2000
3
Jakarta, Jabar, Riau, Jateng, Jatim, NTB
38 Gereja malam Natal
Desember 2000
4
Jakarta
Gereja HKNP dan Santa Ana
Juli 2001
5
Jakarta
Atrium Mall
Agustus 2001
6
Jakarta
Gereja Petra
November 2001
7
Jakarta
Gudang Kedubes AS
September 2002
8
Bali
Sari Club dan Paddys
Oktober 2002
9
Bali
Gedung Konsulat AS
Oktober 2002
10
Sultra
Gedung Konsulat Fhilipina
Oktober 2002
11
Jakarta
Konsulat PBB
April 2003
12
Jakarta
Bandara Soeta
April 2003
13
Jakarta
Lap. Parlemen
Juli 2003
14
Jakarta
JW.Marriot
Agustus 2003
15
Jakarta
Kedubes AS
Sepetember 2004
16
Bali
Bom Bali 2
Oktober 2005
17
Palu
Pasar Palu
31 Desember 2005
18
Jakarta
JW.Marriot dan Ritzs Carlton
17 Juli 2009
Sumber : Tempo 14 Januari, 15 Januari,2001, 27 Oktober 2002, 19 September 2004 dan 16 Oktober 2005, kompas 18 Juli 2009


Gambar di menjelaskan secara kronologis aksi-aksi yang dilakukan JI diawali Bom Kedubes Fhilipina, Jakarta  1 Agustus 2000, bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday. Bom Kedubes Malaysia, Jakarta  27 Agustus 2000, granat meledak di kompleks edutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
Disusul Bom Gedung Bursa Efek Jakarta 13 September 2000, ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan. Dirangkai dengan Bom malam Natal  24 Desember 2000, serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak.
Di Tahun  2001.  Bom Plaza Atrium Senen, Jakarta, 23 September 2001, bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.  Bom Restoran KFC, Makassar 2001. 12 Oktober 2001, ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
Di tahun 2002 Bom Bali Pertama  Bom malam Tahun Baru 2002. 1 Januari 2002, Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka.  Bom Bali 2002. 12 Oktober 2002, tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.
Selanjutnya di tahun 2003,  Bom JW Marriott dan  Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta. 3  Februari 2003, bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa. Bom JW Marriott  5 Agustus 2003, bom menghancurkan sebagian hotel JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka.
 Sementara di tahun  2004,  Bom Kedubes Australia  tanggal  9 September 2004, ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004 .
Pada 2005,  Bom Pamulang, Tangerang , 8 Juni 2005, bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa. Bom Bali 2005, 1 Oktober 2005, bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA’s Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran. Pemboman Palu tanggal  31 Desember 2005, bom meledak di sebuah pasar di Palu, Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.
Pada  tahun 2009, Bom Jakarta  17 Juli 2009, dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 7.00 WIB.
Seturut dengan uraian atas peneliti mencoba menjelaskan bagaimana aksi-aksi radikal yang dilakukan oleh kelompok JI Indonesia yang mentargetkan tempat-tempat penginapan dan hiburan malam. Tempat yang sering didatangi oleh orang Asing atau tempat yang sering mengdeskriditkan umat Islam seperti rumah dubes Fhilipina. Aksi-aksi radikal tersebut dilakukan berulang dan inovatif, tidak terstruktur dan mengedepankan sistem sel sebagai penggantinya yang akan menjadi “iqbal”nya alias juru bom bunuh dirinya.
Sementara MMI dalam melakukan aksi-aksinya lebih bersifat massif, terbuka dan berjejaring. Aksi-aksi kekerasan dan menjurus kepada konfrontatif, namun tidak radikal dan berorientasi terorisme. Aksi dalam bentuk protes, demonstransi dan sweeping lebih sering dilakukan demi menegakan syari’at.
Banyak faktor yang dapat dijadikan media determinan bagi aksi-aksi JI dan MMI di Indonesia, salah satunya faktor ideologi dan keyakinan yang dipahami secara parsial dan tidak utuh, dikemas dalam suatu pedoman “organisasional” dan diarahkan untuk melakukan suatu perbuatan “suci” demi khilafah raya. Faktor lainnya adalah jaringan pendukung dan pandainnya aktor-aktor pembentuk aktor baru. Faktor lainnya yang bisa diperdebatkan adalah ekonomi liberal yang memicu kebencian yang bisa dimanfaatkan oleh gerakan ini.
Berikut adalah gambaran aksi-aksi yang telah dilakukan MMI dalam rentang waktu 2000-2014:
NO
Tempat Kota
Isu
Keterangan
1
Jakarta
BOM Bali I dan Gereja ANA
2000 dan 2001 (anggota MMI terlibat)
2
Jakarta
Majalah Playboys Jakarta
Abu Bakar Baasyir dan FPI
3
Jakarta
Sweeping menjelang Ramadhan
2003 dilakukan di Solo, Yogya, Jakarta, Sukabumi
4
Jakarta dan Cerebon
Pernyataan perdana menteri Singapore tentang Indonesia sebagai sarang teroris
MMI bersama dengan FPI dan HTI
5
Yogyakarta
Pegelaran seni oleh Bramatyo
MMI dan FPI 2012
6
Jakarta
Pengungsi Muslim Rohingya
MMI,PFI dan jaringan islam lainnya 2013
7
Bali dan Jakarta
Miss word
MMI,FPI, HTI dan lainnya tahun 2013
8
Klaten, Jakarta, Medan, Pekalongan
Pelantikan anggota DPRD 2014
MMI dan HTI

Berangkat dari uraian dari hasil penelitian di atas, maka dapat disampaikan, bahwa faktor yang sangat determinan dalam organisasi JI dan MMI di Indonesia adalah ideologi dan keyakinan. Karena itu pendidikan kultural dan metodologi pemahaman terhadap teks haruslah dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perubahan dalam masyarakat. Selain itu, stigma “suatu organisasi dilabelkan sebagai teroris” khusus untuk gerakan-gerakan radikal berbasis “agama” perlulah dibedakan mana sebagai gerakan dan mana sebagai suatu ajaran. Perhatian terhadap radikalisme itu sendiri perlu juga mempertimbangkan isu-isu yang dijadikan persoalan.
 
 DAFTAR PUSTAKA

Awwas, I.S. Pengadilan Teroris: Klarifikasi dan Dusta yang Terungkap di Persidangan. Yogyakarta: Wihdah Press. 2004
Aziz, A.. Imam Samudra: Aku Melawan Teroris. Solo: Jazeera, 2004
Abdul Baqi Surur, Dawlah al-Qur`an, Kairo: Dar al-Nahdhah, 1972
Ahmad Syafi’i Ma’arif, Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflekcted in the Constituent Assembly Debates in Indonesia, disertasi doktor, University of Chicago, 1983  
Albert Hourani, Arabic Thought in the Liberal Age 1798-1939, Cambridge: Cambrige University Press.
Ali Abdurraziq, al-Islam wa Ushul al-Hukm: Bahts fiy al-Khilafah wa al-Hukumah fiy al-Islam, Beirut: 1966.
Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam: Dari Fundamentalisme, Modernisme, Hingga Post-Modernisme, Jakarta: Paramadina, 1996,
Bahtiar Effendi, Islam dan Negara: Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik di Indonesia, Jakarta: Paramadina, 1998
Ba’asyir, A. B.. Sistem Kaderisasi Mujahidin dalam Mewujudkan Masyarakat Islam. Dalam I.S. Awwas (ed.), Risalah Kongres Mujahidin I dan Penegakkan Syari’ah Islam. Yogyakarta: Wihdah Press 2001
Fachri Ali & Bahtiar Effendy, Merambah Jalan Baru Islam (Mizan: Bandung, 1986
Fazlurrahman, Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition, Chicago: University of Chicago Press, 1982.
----------, The Islamic Concept of State, dalam John J. Donohue dan L. Esposito (ed.), Islam in Transition: Muslim Perspective, (New York: Oxford University Press, 1982.
Hasan Turabi, al-Harakah al-Islamiyah fiy Sudan: al-Tathawwur wa al-Kasb wa al-Manhaj, Lahore: Iman, 1410/1990
----------, al-Shahwah al-Islamiyah wa al-Dawlah al-Quthriyyah fiy al-Wathan al-‘Arabiy, dalam Sa’d al-Din Ibrahim (ed.), al-Shahwah al-Islamiyah wa Humum al-Wathan al-‘Arabiy, Amman: Muntadza al-Fikr al-‘Arabiy, 1988. 
----------, Islam, Democracy, the State, and the West”, Middle East Policy 1, No. 3, 1992.
----------, “The Islamic State” dalam dalam Voices of Resurgent Islam, disunting oleh John L. Esposito, New York: Oxford University Press, 1983
Husain Haykal, Mudzakkirat fiy al-Siyasah al-Mishriyah, Kairo: Dar al-Ma’arif, 1990.
----------, al-Hukumah al-Islamiyah, Kairo: Dar al-Ma’arif, 1993
----------, Mudzakkirat fiy al-Siyasah al-Mishriyah, Kairo: Dar al-Ma’arif, 1990.
John L. Esposito, Islam dan Politik (Jakarta: Bulan Bintang, 1990)
KH Imron Hamzah & Choirul Anam (peny.), Gus Dur Diadili Kiai-Kiai, Surabaya: Jawa Pos, 1989.
Leonard Binder, Islamic Liberalism, Chicago and London: 1988.
M. Syafi’i Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia: Sebuah Kajian Politik tentang Cendekiawan Muslim Orde Baru, Jakarta: Paramadina, 1995
Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995
----------, Semarak Islam, Semarak Demokrasi ?, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996.
Muhammad Yusuf Musa, Nidham al-Hukm fiy al-Islam, Kairo: dar al-Kitab al-‘Arabiy, 1963.
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, Jakarta: UI-Press, 1990
Qamaruddin Khan, Tentang Teori Politik Islam, Bandung: Pustaka, 1998
----------, Pemikiran Politik Ibnu Taymiyah, (Bandung: Pustaka, 1995
R. William Lidlle, Politics and Culture in Indonesia, Ann Arbor: Center for Political Studies Institute for Social Reasen the Indonesia, 1998.
Sayyid Qutb, al-‘Adalah al-Ijtima’iyah fiy al-Islam, Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabiy, 1967.  
Thaha Husein, al-Fitnah al-Kubra, dalam al-Majmu’ah al-Kamilah li Mu`allafat al-Duktur Thaha Husein, Beirut: Dar al-Kitab al-Lubnani, 1973.
"http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/issue/view/83"

Surat Kabar,Majalah dan Jurnal
Majalah Tempo terbitan bulan Januari dan Februari tahun 2001 dan Oktober  2002
Majalah Tempo terbitan bulan Agustus 2003 dan September 2004 dan Oktober 2005
Koran Harian Umum Kompas, edisi 22, 23, 26 dan 28 Agustus 2009










Tidak ada komentar:

Posting Komentar